Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari tentang berbagai jenis perlengkapan kearsipan, setelah sebelumnya sudah pernah kita bahas mengenai Jenis-Jenis Peralatan Arsip. Perlengkapan kearsipan adalah bahan-bahan pendukung yang digunakan dalam kegiatan kearsipan, yang biasanya merupakan bahan yang tidak tahan lama penggunaannya relatif singkat. Artinya bahan-bahan ini selalu disediakan secara terus menerus. Beberapa perlengkapan kearsipan adalah sebagai berikut. 1. Kartu Indeks Kartu indeks adalah kartu yang berisi suatu riwayat arsip/warkat yang disimpan, gunanya sebagai alat bantu untuk menemukan arsip. Kartu indeks dapat dibuat dengan ukuran cm x cm. Kartu indeks mencatat informasi tentang a. judul/nama surat, b. nomor surat, c. hal surat, d. tanggal surat, e. kode surat, f. kode kartu indeks. Kartu indeks digunakan apabila arsip yang disimpan menggunakan sistem penyimpanan subjek, tanggal, wilayah, dan nomor. Kartu indeks tidak digunakan jika sistem penyimpanan menggunakan abjad. Hal ini disebabkan kartu indeks dibuat untuk membantu menemukan arsip apabila si petugas atau si penyimpan lupa tentang judul/caption surat yang dipinjam. Seseorang lebih mudah mengingat nama orang/perusahaan. Oleh karena itu, kartu indeks ini disimpan berdasarkan nama orang/perusahaan sehingga susunannya diurutkan secara alfabetis. Suatu arsip sebelum disimpan terlebih dahulu dibuat kartu indeks. Untuk mencari/menemukan arsip tersebut, petugas/peminjam harus mengetahui tentang masalah arsip yang akan dipinjam. Jika petugas mengetahuinya, dapat langsung mencari di tempat penyimpanannya, tetapi jika tidak mengetahui, maka sebelum mencari di tempat penyimpanannya, terlebih dahulu mencari kartu indeks pada laci cardex untuk mengetahui lokasi penyimpanan arsip tersebut. Kartu indeks disimpan pada laci cardex dengan menggunakan sistem abjad alfabetis. Perhatikan contoh dibawah ini. Kartu indeks Untuk menyimpan kartu indeks ini digunakan pula cardex seperti gambar dibawah ini. Cardex 2. Kartu Tunjuk Silang Kartu ini dapat digunakan untuk membantu menemukan arsip selain kartu indeks. Kartu tunjuk silang adalah suatu petunjuk yang terdapat pada tempat penyimpanan yang berfungsi untuk menunjukan tempat dari suatu dokumen/arsip yang dicari pada tempat yang ditunjukan. Kartu tunjuk silang dapat dibuat dengan ukuran cm X cm. Tidak semua arsip dibuatkan kartu tunjuk silang, akan tetapi hanya arsip tertentu saja yang memang benar-benar diperlukan dibuatkan kartu tunjuk silangnya. Hal ini disebabkan pembuatan kartu tunjuk silang berarti menambah beban kerja. Kriteria dari suatu arsip yang perlu dibuatkan kartu tunjuk silang antara lain sebagai berikut a. Jika suatu arsip mempunyai lebih dari satu judul/caption/nama. Contoh Abdurarahman Wahid sering dipanggil dengan Gus Dur. Kedua nama tersebut sama-sama populer, maka dapat dibuatkan kartu tunjuk silangnya. Dari kartu tunjuk silang tersebut, artinya arsip disimpan dengan indeks Wahid, Abdurrahman. Sedangkan nama yang lain menjadi petunjuk silangnya. kartu tunjuk silang Nama yang menggunakan singkatan, dimana keduanya sama-sama terkenal/populer. Contoh Majelis Permusyawaratan Rakyat populer dengan sebutan MPR. Surat-surat disimpan dengan indeks Permusyawaratan Rakyat, Majelis, maka MPR menjadi petunjuk silangnya. b. Jika arsip yang disimpan pada filing cabinet mempunyai lampiran dokumen lain. Jika arsip mempunyai lampiran dokumen lain yang tidak bisa disimpan pada laci filing cabinet karena ukurannya besar, maka dibuatkanlah kartu tunjuk silangnnya. Contoh Surat yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mempunyai lampiran yang berupa peta gambar keadaan Gunung Merapi. Surat disimpan di filing cabinet, sedangkan peta disimpan pada lemari arsip, maka dibuatkan kartu tunjuk silangnya sebagai berikut. kartu tunjuk silang Peta disimpan dengan indeks Peta Gambar Keadaan Gunung Merapi. Maka Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan dapat dibuatkan petunjuk silangnya. Penyimpanan Kartu tunjuk silang menggunakan sistem alfabetis dan menggunakan laci cardex kalau kartu tunjuk silangnya banyak. sedangkan jika kartu tunjuk silangnya sedikit maka dapat disimpan pada bagian paling belakang laci filling cabinet,dibelakang guide PS Petunjuk Silang. 3. Lembar Pinjam Arsip outslip Lembar ini digunakan untuk mencatat setiap peminjaman arsip. Adapun kegunaan dari lembar peminjan arsip, antara lain sebagai berikut. a. sebagai bahan bukti adanya peminjaman arsip b. sebagai ingatan untuk mengetahui siapa dan kapan batas waktu pengembalian arsip yang dipinjam c. sebagai tanda bahwa arsip yang dimaksud sedang dipinjam d. mencegah terjadinya kehilangan arsip karena peminjaman yang tidak dikembalikan e. sebagai dasar untuk melakukan penilaian suatu arsip Lembar pinjam arsip dibuat rangkap 3, antara lain sebagai berikut a. Lembar 1 untuk ditempatkan pada tempat penyimpanan arsip yang dipinjam. b. Lembar 2 untuk peminjam arsip sebagai bukti peminjaman c. Lembar 3 untuk petugas arsip arsiparis yang disimpan pada tickler file sebagai bahan ingatan. Berikut contoh lembar pinjam arsip Lembar Pinjam Arsip 4. Map Pengganti out folder Jika surat yang dipinjam tidak hanya satu surat, tetapi satu map yang berisikan seluruh surat-surat, maka perlu dibuat satu map pengganti out folder dan menempatkannya di tempat map yang dipinjam tadi. Perhatikan contoh out folder berikut ini. Out Folder Demikian artikel mengenai perlengkapan arsip kali ini. Semoga membantu pada saat belajar kamu. - Daftar Pustaka Modul Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan, Erlangga, Sri Endang Dkk. Mengelola Sistem Kearsipan SMK, Armico, Dewi Anggraini.
XIIMultimedia Pengolahan Citra Digital 1. Contoh yang merupakan gambar digital adalah. a. Lukisan cat air b. Lukisan air b
Sistem Penyimpanan Arsip – Arsip adalah catatan rekaman kegiatan atau sumber informasi dengan berbagai macam bentuk yang dibuat oleh lembaga, organisasi maupun perseorangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan. Arsip dapat berupa surat, warkat, akta, piagam, buku, dan sebagainya yang dapat dijadikan bukti shahih untuk suatu tindakan dan keputusan. Dengan adanya perkembangan teknologi, arsip dapat berbentuk audio, video dan digital. Mengingat jumlah arsip yang semakin banyak dibuat dan diterima oleh lembaga, organisasi, badan maupun perseorangan maka diperlukan manajemen pengelolaan arsip yang lebih dikenal dengan sistem kearsipan melalui beberapa pekerjaan atau kegiatan untuk mengelola arsip yang ada. Kearsipan adalah pengelolaan catatan rekaman kegiatan atau sumber informasi yang memiliki nilai kegunaan dengan teratur dan terencana baik itu arsip yang dibuat maupun yang diterima, agar mudah ditemukan kembali jika diperlukan. Baca Juga Berbagai Cara Menyimpan Dokumen Penting Yang Terbukti Aman Sistem kearsipan yang diselenggarakan secara optimal akan memperlancar kegiatan dan tujuan lembaga, organisasi, badan maupun perseorangan. Arsip Kata arsip dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Belanda archief yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani archium yang artinya peti tempat untuk menyimpan sesuatu. Pengertian arsip awalnya menunjukkan tempat atau ruang penyimpanan arsip, namun saat ini pengertian arsip lebih cenderung sebagai catatan atau surat yang memiliki nilai kegunaan yang perlu untuk disimpan dengan sistem kearsipan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata arsip disebut felum bundle yang berarti benang atau tali. Kala itu benang atau tali digunakan untuk mengikat kumpulan lembaran tulisan atau catatan agar ringkas dan mudah dicari jika diperlukan. Dahulu arsip identik dengan warkat yang berasal dari bahasa Arab yang berarti surat, namun dalam perkembangan lebih lanjut pengertian warkat adalah lembaran yang berisi keterangan atau informasi yang mempunyai arti dan kegunaan. Warkat juga dapat diartikan sebagai alat pembayaran non tunai yang diperhitungkan melalui Kliring. Menurut Lembaga Administrasi Negara LAN arsip adalah segala kertas, berkas, naskah, foto, film, mikro film, rekaman suara, gambar peta, bagan atau dokumen lain dalam segala macam bentuk yang sifatnya salinan. Arsip juga dihasilkan atau diterima oleh suatu badan sebagai bukti dari tujuan organisasi, fungsi-fungsi kebijakan, keputusan-keputusan, prosedur-prosedur, pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan lain pemerintah atau karena pentingnya informasi yang terkandung di dalamnya. Jenis-Jenis Arsip Jenis-jenis arsip diantaranya adalah sebagai berikut 1. Arsip Dinamis Arsip yang dipergunakan secara langsung, dalam perencanaan pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya. 2. Arsip Aktif Arsip dinamis yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan dipergunakan, dalam penyelenggaraan administrasi. 3. Arsip Inaktif Arsip dinamis yang frekuensi penggunaannya, untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun. 4. Arsip Statis Arsip yang tidak dipergunakan secara langsung, untuk perencanaan penyelenggaraan kehidupan, kebangsaan pada umumnya, maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. 5. Arsip Duplikasi Arsip yang bentuk maupun isinya sama dengan arsip aslinya. Fungsi Arsip Secara umum arsip memiliki fungsi untuk penunjang aktivitas administrasi, alat pengambil keputusan, bukti pertanggungjawaban, sumber informasi, dan wahana komunikasi. Selain itu memiliki fungsi primer dan sekunder. 1. Fungsi Primer Arsip Fungsi Primer adalah nilai guna arsip yang didasarkan pada kepentingan pencipta arsip tersebut sebagai penunjang saat tugas sedang berlangsung maupun setelah kegiatan selesai, baik itu oleh lembaga/instansi pemerintah, swasta, maupun perorangan. Nilai guna pada arsip primer meliputi administrasi, hukum, keuangan, ilmiah maupun teknologi. 2. Fungsi Sekunder Arsip Fungsi sekunder adalah nilai guna arsip yang didasarkan pada kegunaan bukan untuk pencipta arsip melainkan bagi kepentingan lembaga/instansi pemerintah, swasta, perorangan dan juga kepentingan umum lain sebagai bahan bukti dan bahan pertanggungjawaban. Nilai guna sekunder meliputi nilai guna pembuktian dan penginformasian. Sifat dan Karakter Arsip Arsip memiliki sifat dan karakter untuk membedakan kualitas arsip, antara lain sebagai berikut 1. Autentik Autentik yaitu informasi melekat pada wujud aslinya seperti informasi mengenai waktu dan tempat arsip dibuat/diterima, memiliki tujuan dan kegiatan, bukti kebijaksanaan dan organisasi penciptanya. 2. Legal Legal yaitu dokumentasi untuk mendukung tugas dan kegiatan, memiliki status sebagai bahan bukti resmi bagi keputusan dan pelaksanaan kegiatan. 3. Unik Unik karena tidak dibuat massal dan memiliki kronologi produk. Jika arsip di duplikasi dibuat tembusan akan memiliki arti yang berbeda untuk pelaksanaan kegiatan. 4. Terpercaya Terpercaya sehingga dapat dipergunakan sebagai bukti sahih sebagai bahan pendukung pelaksanaan kegiatan. Kearsipan Kearsipan bahasa Inggris Filling adalah suatu proses kegiatan pengaturan arsip file mulai dari penciptaan, penerimaan, pencatatan, penyimpanan. Proses kearsipan menggunakan sistem tertentu dalam penyusunan, pemeliharaan arsip agar dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat serta untuk pemusnahan arsip berdasarkan kriteria tertentu. Ruang lingkup kegiatan kearsipan meliputi 1. Penciptaan, penerimaan, pengumpulan arsip. 2. Pengendalian, pemeliharaan dan perawatan arsip. 3. Penyimpanan dan pemusnahan arsip. Perkembangan teknologi dan informasi saat ini dapat mengubah proses kearsipan dengan lebih praktis, cepat dan mudah. Arsip-arsip dapat disimpan dalam bentuk digital berupa mikro film, CD, DVD, harddisk dan sebagainya yang dapat menghemat ruang dan biaya. Apalagi telah hadir Cloud Computing yang memanfaatkan teknologi internet untuk penyimpanan file atau dokumen. Sistem Penyimpanan Arsip Menurut Wursanto 2001 22 menyatakan bahwa “Sistem penyimpanan adalah rangkaian tata cara dan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam menyimpan warkat-warkat, sehingga bilamana diperlukan lagi warkat-warkat itu dapat ditemukan kembali secara cepat”. Tujuan penataan sistem penyimpanan arsip Agar arsip dapat disimpan dan ditemukan kembali dengan cepat dan tepat. Menunjang terlaksananya penyusutan arsip dengan efektif dan efisien. Untuk menjadikan setiap record tersebut lebih mudah dicari apabila dibutuhkan untuk referensi. Menjaga bahan-bahan arsip itu, agar setiap historis dari perusahaan maupun individu dapat ditempatkan di suatu tempat tertentu, baik dalam kelompok, subyek, daerah, maupun bersamaan. Memudahkan pencarian arsip, jika sewaktu-waktu diperlukan. Untuk lebih mengembangkan atau lebih menguntungkan apabila bahan arsip itu ditempatkan secara permanen demi untuk kelancaran tugas perusahaan atau kantor selama waktu arsip tersebut digunakan. Baca juga 11 Tips Dan Cara Menabung Dengan Cepat Yang Wajib Kamu Ketahui 5 Sistem Penyimpanan Arsip Sesuai Standar 1. Sistem Abjad/Alphabetical Filling System Pada sistem penyimpanan arsip ini merupakan salah satu sistem penataan berkas yang menggunakan metode penyusunan berdasarkan abjad secara berurutan dari A sampai dengan Z dengan berpedoman pada peraturan mengindeks. Penataan File dengan Sistem Abjad Guide Berfungsi membantu petugas dalam menyimpan dan menemukan kembali suatu arsip diantara arsip-arsip yang lain. Macam-macam guide antara lain Guide utama/guide primer, guide pembantu, guide keluar/lembar keluar. Folder Ada 3 jenis folder yang digunakan dalam sistem abjad Folder campuran, Folder individu, dan Folder khusus. Persiapan penataan arsip berdasarkan abjad a. Paham peraturan mengindeks. b. Menyiapkan lembar tunjuk silang bila perlu. c. Menyiapkan peralatan arsip. Keuntungan Sistem Filling Abjad Dapat langsung menempatkan berkas pada tempat penyimpanannya. Petunjuk penataan berkas sederhana dan mudah dipahami. Tunjuk silang sangat mudah diterapkan. Kesalahan berkas mudah dicek ditempat berkas dengan abjad yang sama. Biaya pelaksanaannya lebih murah. Kerugian Sistem Filling Abjad Ada kemungkinan salah penempatan berkas jika tidak mengikuti aturan secara konsisten. Mudah mengubah beberapa alfabet dalam surat. Tunjuk silang yang berlebihan akan membuat penyimpanan cepat penuh/sesak. Pemberian label pada folder memakan banyak tenaga. Langkah Langkah Penyimpanan Arsip 1. Penampungan 2. Penelitian 3. Pengindeksan 4. Pengkodean 5. Penyortiran 6. Penyimpanan Prosedur Penemuan Kembali Arsip yang di Simpan 1. Teliti arsip yang diminta 2. Isi bon peminjaman 3. Bergeraklah menuju tempat penyimpanan 4. Cari arsip ke filling cabinet sesuai kode arsip 5. Ambil arsip yang diminta 6. Tempatkan out guide atau out sheet ditempat arsip yang diambil 7. Serahkan arsip kepada yang memerlukan 2. Sistem Nomor/Numerical Filling System Sistem penyimpanan arsip ini merupakan sistem penyimpanan warkat yang berdasarkan kode nomor sebagai pengganti dari nama orang atau badan, yang disebut juga inderect filing system karena penentuan nomor yang akan digunakan memerlukan pengelompokan masalahnya terlebih dahulu. Persiapan penataan arsip berdasarkan nomor a. Menyusun pola klasifikasi arsip. b. Menyiapkan peralatan arsip. Kelebihan Sistem Filling Nomor Penyimpanan dapat lebih teliti, cermat, dan teratur. Penyimpanan dapat lebih cepat dan tepat. Sederhana dan mudah dilaksanaka. Dapat dipakai untuk segala macam surat/warkat/dokumen. Nomor dokumen dapat dipergunakan sebagai referensi dalam korespondensi. Nomor map atau dokumen dapat diperluas tanpa batas. Kelemahan Sistem Filling Nomor Lebih banyak waktu dipergunakan untuk mengindeks. Banyaknya map untuk surat-surat beraneka ragam, dapat menimbulkan kesulitan. Perlu ruangan yang luas dan memadai untuk menyimpan arsip yang banyak. Ada dua macam filing system nomor, yaitu filing system nomor Dewey dan filing system nomor Terminal Digit. Filing System Nomor Dewey Filing system nomor dewey disebut juga system decimal. Dalam sistem ini yang harus dilakukan meliputi hal-hal berikut. 1 Merancang daftar klasifikasi nomor Daftar klasifikasi adalah daftar yang memuat segala persoalan kegiatan yang terdapat dalam kantor/perusahaan. Persoalan kegiatan ini dikelompokkan lalu diberi nomor kode. 2 Menyiapkan dan menyusun perlengkapan 3 Penyimpanan Surat Filing System Nomor Terminal Filing system nomor terminal digit adalah sistem kearsipan yang memakai nomor urut dalam buku arsip. Dalam filing system ini yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut. 1 Menyiapkan perlengkapan 2 Penyimpanan surat 3. Sistem Tanggal/Chronological Filling System Sistem penyimpanan arsip ini merupakan salah satu sistem penataan berkas berdasarkan urutan tanggal, bulan dan tahun yang mana pada umumnya tanggal dijadikan pedoman termasuk diperhatikan dari datangnya surat. Kemudian arsip atau file disusun berdasarkan waktu dengan frekuensi tertentu, misalnya harian, mingguan, atau bulanan bahkan per tahun berdasarkan keperluan. Persiapan penataan arsip berdasarkan tanggal a. Menentukan pembagian tanggal, bulan dan tahun. b. Menyiapkan peralatan arsip. Kelebihan Sistem Tanggal Cocok untuk pengolah yang kegiatannya berkaitan dengan tanggal jatuh tempo. Sederhana dan mudah diterapkan karena tanpa klasifikasi. Kekurangan Sistem Kronologis atau Tanggal Akan terjadi kesulitan dalam penemuan kembali arsip apabila peminjam menyebutkan perihal arsip. Orang sering lupa dengan tanggal surat terutama tanggal penyimpanan. Tidak semua unit pengolahan dalam organisasi itu cocok menetapkan sistem ini. Agar mudah mengatur letak arsip dalam folder maka pembuatan kode tidak dapat murni 100% tetapi harus ditambahkan dengan kode abjad. Jenis-jenis Peralatan dan Perlengkapan dalam Sistem Tanggal Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk penyimpanan arsip sistem tanggal antara lain sebagai berikut; a Filing Cabinet Filing cabinet disesuaikan dengan daftar klasifikasi yang sudah dibuat. Pada umumnya satu laci filing cabinet dapat menyimpan arsip untuk satu tahun. Tetapi bisa saja 1 laci untuk menyimpan arsip 2-3 bulan, jika arsip yang disimpan dalam jumlah yang banyak. b Guide Jika satu laci memuat arsip satu tahun, maka satu laci memerlukan guide sebanyak 12 dalam satu tahun ada 12 bulan. Tetapi jika satu laci memuat 2-3 bulan maka diperlukan guide sebanyak bulan tersebut. c Hanging Folder Jumlah hanging folder yang dibutuhkan adalah sebanyak jumlah hari dalam satu tahun. Tetapi jika laci hanya untuk 2-3 bulan, maka diperlukan hanging folder sebanyak jumlah hari dari 2-3 bulan tersebut. d Kartu Indeks Kartu indeks diperlukan sebanyak jumlah dari jenis arsip yang disimpan. untuk lebih jelas peralatan yang dibutuhkan pada penyimpanan sistem tanggal 4. Sistem Wilayah/Geographical Filling System Sistem penyimpanan arsip wilayah atau geografis adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan pembagian wilayah atau daerah yang menjadi alamat suatu surat. Surat disimpan dan ditemukan kembali menurut kelompok atau tempat penyimpanan berdasarkan geografi / wilayah / kota dari surat berasal dan tujuan surat dikirim. Dalam penyimpanannya menurut sistem ini harus dibantu dengan sistem abjad atau sistem tanggal. Sama halnya dengan subjek atau nomor, susunan guide dan foldernya diatur menurut tingkatan tempat. Sebagai contoh adalah Indonesia Negara Sumatera Provinsi Liot Kabupaten Muaraenim Ibukota Kabupaten Kelebihan Sistem Wilayah Mudah mencari keterangan bila letak wilayah telah di ketahui. Apabila terjadi penyimpanan-penyimpanan arsip, dapat segera di ketahui. Kelemahan Sistem Wilayah Kemungkinan besar terjadi salah penyimpanan, apabila petugas tidak memiliki wawasan/pengetahuan tentang geografi. Harus mengetahui letak geografi/wilayah meskipun dalam surat tidak dicantumkan secara lengkap. Perlu adanya guidance/ semacam buku petunjuk yang menggambarkan batas-batas wilayah yang menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing cabang. 5. Sistem Subjek/Subjectical Filling System Sistem subjek merupakan suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan masalah dimana surat-surat dikelompokkan kedalam daftar indeks untuk ditentukan masalah-masalah yang pada umumnya terjadi. Ada 2 macam sistem subjek, yaitu sistem subjek murni berdasarkan urutan abjad dan sistem subjek bernotasi berdasarkan notasi atau kode tertentu. Prosedur Penyimpanan Sistem Subyek 1 Memeriksa 2 Mengindeks 3 Mengkode 4 Menyortir Langkah Langkah Pembuatan Klasifikasi Masalah Pahami tugas pokok dan fungsi utama yang ada dalam organisasi yang bersangkutan. Identifikasilah masala pokok yang sesuai dengn tugas dan fungsi lembaga Bagilah setiap pokok masalah menjadi sub pokok masalah utama. Berikan kode pada pokok masalah utama, sub dari pokok masalah utama dan sub dari sub pokok masalah utama. Kelebihan Sistem Subyek Mudah mencari keterangan bila perihalnya saja yang ingin diketahui. Dapat dikembangkan dengan tidak terbatasnya judul dan susunannya. Kekurangan Sistem Subyek Sulit mengklasifikasi apabila terdapat aneka ragam perihal yang hampir sama padahal berbeda satu sama lain. Kurang cocok untuk bermacam jenis surat. Baca Juga 8 Tips dan Cara Menyimpan Uang dengan Baik dan Terbukti Aman Penyusutan, Pemindahan, dan Penghapusan Sistem Penyimpanan Arsip Dikarenakan tidak semua arsip mempunyai nilai guna yang abadi, maka tidak semua berkas harus disimpan secara terus menerus, melainkan ada sebagian arsip yang perlu dipindahkan, atau bahkan dimusnahkan. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut Pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan. Memusnahkan arsip statis dengan ketentuan yang berlaku. Menyerahkan arsip statis kepada Arsip Nasional RI. Adapun tujuan penyusutan arsip adalah untuk Mendayagunakan arsip dinamis sebagai berkas kerja maupun sebagai referensi. Menghemat ruangan, peralatan, dan perlengkapan. Mempercepat penemuan kembali arsip. Menyelematkan bahan bukti pertanggungjawaban pemerintah. Pedoman Penyusutan Pedoman untuk menyusutkan arsip disebut Jadwal Retensi atau Daftar Retensi arsip, yaitu suatu daftar yang berisi tentang jangka simpan retensi arsip beserta penetapan musnah, atau arsip tersebut disimpan permanen. Guna jadwal Daftar Retensi adalah sebagai berikut 1. Kegunaan Administratif Untuk memisahkan antara arsip aktif dengan arsip inaktif Memudahkan pencarian arsip aktif Menghemat ruangan, perlengkaan, dan biaya Menjamin pemeliharaan arsip inaktif yang bersifat permanen Memudahkan pemindahan arsip ke arsip nasional 2. Kegunaan Ilmiah Arsip inaktif biasanya berguna untuk penelitian ilmiah Pelaksanaan Penyusutan 1. Langkah Umum a. Weeding menyiangi, yaitu mengambil arsip yang tidak berguna. Ada ketentuan bahwa, apabila Jumlah penggunaan x 100% = 5% lebih kecil dari 5% Jumlah arsip dalam file Maka arsip tersebut baru boleh disusutkan b. Menyiapkan tempat untuk menampung arsip yang akan disusutkan. c. Membuat catatan berupa daftar arsip yang akan disusutkan. Itulah 5 sistem penyimpanan arsip yang bisa anda baca di artikel ini. Semangat membuat tugas. 😀
Tipedata numeric digunakan pada variabel atau konstanta untuk menyimpan nilai dalam bentuk kecuali Tentukan manakah nama-nama variabel berikut ini yang benar ! A. nama.guru. B. NamaGuru. C. 2x. D. harga/buku. E. harga buku. 19. Tipe data yang cocok untuk menjelaskan data nama siswa adalah mengunakan tipe data . A. Numeric . B. Varchar
Berikut yang tidak termasuk nama untuk menyimpan arsip adalah nama... a. peroranganb. perusahaanc. negarad. organisasie. instansi pemerintah JawabanAPenjelasanPeroranganxznsnnsnsjs
. 480 124 35 263 292 363 364 274
berikut yang termasuk nama untuk menyimpan arsip kecuali